8 Tips Menjaga Bakteri Baik dalam UsusPanduan
Apakah Anda tahu bahwa di dalam tubuh Anda terdapat setidaknya 100 triliun bakteri? Bakteri tersebut menyebar dan berada di permukaan kulit, dalam mulut, dan hidung. Namun, paling banyak bakteri itu tinggal pada sistem pencernaan termasuk usus.
Mengenal bakteri dalam usus
ad icon
Iklan
Bakteri-bakteri baik terdapat di dalam usus manusia dan berfungsi untuk membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. Tidak hanya baik untuk kesehatan pencernaan, bakteri baik juga dapat mencegah penyakit jantung.
Bakteri baik juga berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu perkembangan kesehatan mental serta kognitif anak, serta dapat membantu menurunkan berat badan Anda.
Para ahli bahkan menyebut perut sebagai otak kedua dari manusia karena memiliki bakteri di dalamnya. Bakteri tersebut mempunyai hubungan langsung dengan otak dan dapat mengatur mood dan tindakan Anda hampir sama seperti otak.
Para ahli menyatakan bahwa bakteri baik terbentuk sejak bayi sesaat setelah dilahirkan. Kelahiran yang normal dapat membuat anak memiliki bakteri baik lebih banyak dan beragam. Hal ini pun bisa membantu perkembangan serta pertumbuhannya.
Di dalam tubuh, bakteri baik tumbuh pada kisaran keasaman (pH) sebesar 6,7 – 6,9. Namun, tidak semua bakteri yang ada di dalam usus manusia itu baik, ada beberapa jenis bakteri yang justru dapat mengganggu kesehatan.
Cara menjaga dan meningkatkan bakteri baik dalam usus
Jumlah bakteri baik ataupun buruk ditentukan dengan berbagai faktor, terutama gaya hidup. Lalu, bagaimana agar bakteri baik jumlahnya meningkat dan jumlah bakteri buruk menurun?
1. Mengurangi konsumsi gula dan makanan olahan
Gula merupakan jenis karbohidrat sederhana (monosakarida) yang sangat mudah dicerna oleh tubuh dan terdiri dari glukosa dan fruktosa.
Ketika gula terlalu banyak masuk ke tubuh, mereka akan langsung diserap dan tidak memerlukan bantuan bakteri baik untuk mencernanya sehingga bakteri baik tidak mendapatkan ‘makanan’. Hal tersebut membuat bakteri baik kelaparan.
Kemudian, bakteri yang lapar akan menggerogoti lapisan lendir dinding-dinding usus. Padahal, lapisan lendir yang ada pada usus berperan sebagai pelindung usus dan jika rusak maka akan terjadi peradangan pada usus.
Selain itu, gula merupakan sumber makanan utama dari bakteri buruk dalam tubuh, yaitu Candida albican yang merupakan bakteri penyerang dan perusak dinding usus.
2. Makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan serat
Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dapat memperbanyak jenis bakteri baik di dalam usus. Berbeda dengan gula, serat sangat memerlukan bakteri baik untuk mencernanya dan agar bisa diserap oleh tubuh.
Serat bisa disebut sebagai sumber makanan yang diperlukan bagi bakteri baik karena proses pencernaanya tidak mudah.
Konsumsi serat yang dianjurkan untuk dimakan dalam satu hari yaitu sebanyak 33 – 39 gram per hari. Selain itu, serat juga berfungsi menjaga lapisan lendir yang ada pada usus.
3. Membatasi antibiotik
Antibiotik merupakan musuh dari bakteri dalam tubuh. Tidak hanya bakteri yang tidak baik yang dilawan oleh antibiotik, tetapi bakteri baik pun terkena dampaknya.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi antibiotik dalam waktu yang lama dengan dosis yang banyak akan mengurangi jumlah serta jenis dari bakteri baik di dalam usus.
4. Konsumsi probiotik
ad icon
Iklan
Probiotik merupakan mirkoorganisme yang dapat membantu menjaga jumlah bakteri baik dan menyeimbangkan jumlah bakteri buruk di dalam tubuh.
Probiotik terdiri dari dua jenis yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium.
Mereka terdapat pada berbagai makanan dan minuman seperti, yogurt, tempe, kimchi, dark chocolate, serta makanan yang telah difermentasi.
5. Tidak stres
Apakah Anda mengetahui risiko kesehatan anggota keluarga Anda?
Ya
Tidak
Mulai ulang
Ketika Anda mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan berbagai jenis hormon untuk merespons stres yang terjadi, seperti meningkatkan adrenalin dan sistem imun mengeluarkan sitokin yaitu zat untuk menangani peradangan.
Jika stres terus terjadi, sistem kekebalan tubuh akan terus mengirimkan sinyal peradangan ke seluruh bagian tubuh, termasuk bakteri baik.
Pada keadaan normal, bakteri baik bersama sistem kekebalan tubuh akan menjaga dan melawan semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Namun, ketika sinyal peradangan terus diterima oleh bakteri baik dalam usus, ini dapat mengganggu fungsi bahkan jumlahnya.
6. Tidur yang cukup
Jumlah bakteri yang ada pada tubuh sangat mudah berubah. Salah satu penyebabnya yaitu karena kekurangan tidur. Ketika tidur, bakteri yang ada dengan alami akan memperbanyak atau memproduksi dirinya sendiri.
Meski belum terbukti hubungan antara keduanya, para ahli memiliki hipotesis bahwa bakteri berhubungan dengan sirkulasi darah, pengaturan jantung dan siklus tidur, serta pengaruh pada hormon yang berfungsi untuk mengontrol waktu tidur.
Saat tubuh tidak cukup tidur, maka hormon akan terganggu dan ritme sirkulasi tidak normal. Hal inilah yang mempengaruhi bakteri baik dalam tubuh.
7. Berolahraga
ad icon
Iklan
Bakteri baik yang ada pada usus manusia Anda perlu melakukan aktivitas fisik dan bergerak secara rutin.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Irlandia melibatkan sebanyak 40 pemain olahraga rugby menjelaskan perihal faktor ini.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa bakteri baik yang ada pada pemain olahraga itu lebih banyak jenisnya dibandingkan dengan jenis bakteri baik pada orang yang tidak melakukan olahraga secara rutin.
Tidak hanya itu, diketahui juga terjadi peningkatan jumlah Lactobacillus, Bifidobacterium, dan B. coccoides pada orang yang sering melakukan olahraga rutin.
8. Membatasi konsumsi daging merah dan berbagai produk hewani
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Harvard melakukan percobaan beberapa orang responden yang diberikan berbagai makanan protein hewani dalam beberapa minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri baik yang ada pada responden tersebut menurun.
Percobaan lain dilakukan pada tikus yang diberi asupan makanan sumber hewani dan hasilnya diketahui jumlah bakteri Bilophila pada usus tikus meningkat.
Bakteri tersebut merupakan bakteri buruk yang menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan.
Berbagai Enzim pada Pencernaan Manusia serta Fungsinya
Proses pencernaan dalam tubuh melibatkan sederet organ yang dikendalikan sistem saraf dan dibantu oleh sekelompok enzim pencernaan. Lantas, apa saja enzim yang dimaksud dan fungsinya dalam pencernaan?
Enzim pencernaan dalam tubuh manusia
Sebagian besar proses pencernaan dibantu oleh enzim yang dihasilkan dari berbagai titik pada saluran cerna. Tanpa enzim, makanan hanya akan menumpuk di dalam perut.
Ada sejumlah tempat produksi enzim dalam sistem pencernaan Anda, seperti kelenjar air liur, hati, kantung empedu, lambung, pankreas, serta usus.
Berikut ini sekelompok enzim pencernaan utama dalam tubuh yang berperan menguraikan karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana.
1. Amilase
fungsi enzim amilase
Amilase adalah enzim pencernaan yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat sederhana. Enzim ini berfungsi memecah pati menjadi glukosa.
Enzim amilase terdiri dari dua jenis, yaitu amilase ptialin dan amilase pankreas.
Amilase ptialin diproduksi pada kelenjar ludah yang berfungsi untuk menghancurkan gula ketika masih berada di dalam mulut hingga masuk ke perut.
Sementara itu, amilase pankreas diproduksi di usus kecil dan bertanggung jawab untuk melanjutkan pekerjaan ptialin dengan cara mencerna gula yang masuk ke dalam usus kecil.
Pengukuran kadar amilase dalam darah kadang-kadang digunakan sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis penyakit pankreas atau gangguan pencernaan lainnya.
2. Lipase
Lipase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk memecah lemak dari makanan yang Anda konsumsi.
Secara khusus, lipase ini memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol (gula alkohol).
Di dalam tubuh Anda, lipase diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh mulut dan lambung. Sementara dalam jumlah yang lebih banyak, lipase diproduksi di pankreas.
Lipase juga ditemukan dalam ASI untuk membantu memudahkan bayi mencerna molekul lemak saat menyusu.
3. Protease
Protease adalah enzim di lambung yang memecah protein menjadi asam amino. Selain di lambung, enzim pencernaan ini diproduksi di pankreas dan usus kecil.
Jenis enzim protease utama yang ditemukan dalam saluran pencernaan, yaitu:
carboxypeptidase A,
carboxypeptidase B,
chymotrypsin,
pepsin, dan
tripsin.
Enzim ini juga membantu menjaga bakteri dan parasit lainnya keluar dari usus. Kekurangan enzim protease dapat menyebabkan alergi atau masalah usus.
4. Laktase
enzim laktase
Laktase adalah enzim yang dihasilkan oleh vili usus, yang mampu memecah laktosa (gula susu) menjadi galaktosa dan glukosa.
Konsentrasi laktase yang tinggi biasanya dialami oleh bayi baru lahir (neonatus).
Namun, dikutip dari jurnal Current Drug Metabolism (2016), aktivitas enzim ini dapat menurun dan menyebabkan malabsorbsi laktosa atau ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa.
Defisiensi atau kekurangan enzim pencernaan laktase merupakan penyebab utama malabsorpsi laktosa ini.
Seseorang yang mengalami intoleransi laktosa maupun defisiensi laktase biasanya akan disarankan untuk mengonsumsi suplemen laktase sebelum mengonsumsi produk susu.
5. Maltase
Maltase adalah enzim utama yang bertanggung jawab untuk mencerna dan menyerap pati makanan.
Enzim ini dihasilkan oleh usus halus dan berfungsi mencerna zat gula maltosa menjadi glukosa.
Selama pencernaan, awalnya enzim amilase yang akan mengubah sebagian pati menjadi maltosa. Enzim maltase kemudian mengubah maltosa menjadi glukosa.
Nantinya, glukosa atau gula sederhana ini akan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Jika tidak, gula tersebut akan disimpan di hati sebagai glikogen sebagai energi cadangan.
Maltosa ini banyak ditemukan pada tumbuhan, seperti biji-bijian, umbi-umbian, dan gandum.
6. Sukrase
Sukrase diproduksi oleh usus kecil dan dapat ditemukan di sepanjang vili usus. Bentuknya seperti rambut kecil yang melapisi usus dan menyerap zat gizi ke dalam aliran darah.
Enzim pencernaan ini bertugas memecah sukrosa (jenis gula dalam gula meja) menjadi fruktosa dan glukosa.
Glukosa merupakan jenis gula sederhana yang dapat diserap dengan cepat oleh tubuh untuk diubah sebagai energi atau disimpan sebagai glikogen.
Sukrosa biasanya dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran.
7. Bromelain
Bromelain termasuk dalam kelompok enzim pencerna protein yang biasanya diperoleh dari buah mengonsumsi buah atau batang nanas.
Mengutip dari studi dalam jurnal Biotechnology Research International (2012), bromelain sangat mudah diserap dalam tubuh tanpa kehilangan aktivitas proteolitiknya.
Selain itu, tubuh dapat menyerap bromelain dalam jumlah yang besar tanpa menyebabkan efek samping berarti, yaitu sekitar 12 g/hari bromelain.
Enzim pencernaan ini memiliki sifat antiradang, bahkan beberapa aktivitas antikanker.
8. Enzim lainnya
Selain enzim-enzim utama sebelumnya, pankreas menghasilkan sejumlah enzim lain beserta fungsinya sebagai berikut.
• Phospholipase: menguraikan fosfolipid (ikatan fosfor dan lemak) menjadi asam lemak.
• Carboxypeptidase: memecah protein menjadi asam amino.
• Elastase: memecah protein elastin.
Nuklease: memecah asam nukleat menjadi nukleotida dan nukleosida.
Beberapa organ pencernaan Anda menghasilkan enzim pencernaan untuk memecah zat gizi menjadi bentuk yang paling sederhana.
Enzim pencernaan berperan penting dalam pemecahan dan penyerapan zat gizi, sehingga tubuh bisa menghasilkan energi dan menjalankan fungsi organ dengan baik. (Cp)