KISAH SI PAHIT LIDAH
Kisah Si Pahit Lidah merupakan sebuah ceritera yang sangat melegenda di Tanah Sumatera bagian Selatan.
Kisah ini dituturkan secara turun temurun dengan berbagai versi yang berbeda di setiap wilayah yang ada Sumatera bagian Selatan.
Menurut versi Jambi, Si Pahit Lidah dituturkan dalam Undang-undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi yang disalin oleh Ngebi Sutho Delago Periai Rajo Sari 1937 dari salinan naskah Pasirah Laman Periai Pina Kawan Tengah orang kerajaan besar dalam bilangan yang dua belas bangsa Kerajaan Jambi, yang merupakan Rajo Jambi masa pra Islam yang dikenal gelar nya sebagai Dewa Sekerabah.
Menurut versi kisah dataran tinggi Palembang yakni Pagar Alam, Si Pahit Lidah dituturkan sebagai orang yang Sakti dengan sebutan Serunting Sakti.
Kisah Si Pahit Lidah dalam buku ini di tulis ulang oleh Tuan Ahmad Grozali bin Mengkeren Goemaij di Bumi Agung, Pagar Alam. Mulanya karena kisah Si Pahit Lidah disetiap tempat mempunyai versi sendiri-sendiri , maka oleh L. C. Westenenk ketika ia menjadi Residen di Palembang dan Bengkulu, ia membukukan kisah Si Pahit Lidah yang agak panjang dan lengkap dalam "Uit Het Land Van Bittertong", diceritakan hampir sama dengan tutur Tuan Ahmad Grozali bin Mengkeren Goemaij, yakni Serunting Sakti dengan sebutan Si Pahit Lidah ini adalah anak Raksasa Poyang Panjang dengan Tuan Putri Tenggang.
Foto : Buku Syair buku Syair Si Pahit Lidah Tahun terbit 1938